Friday, January 4, 2013

Bulan Dua Belas Ke Empat


Dunia diluar dan didalam lembah sama.
Pohon, tanah, air, logam, api, semua sama.
Ketika memulai perjalanan yang BARU ini, aku berpikir dan berharap bertemu dengan hal-hal yang BARU dan bisa mengubur hal-hal LAMA.


Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahariPengkotbah 1:9

Seorang pewarta berkata kepadaku, 'Manusia baru sudah tidak lagi pintar merekakan dosa baru. Mereka hanya akan terjebak di kubangan lumpur kesayangannya.'

---------------------------------------------------------------------------


Kondisi di lembah sangat baik.
Musim semi mulai datang.
Masanya bercocok tanam.
Semua pengembara sibuk bekerja.
Segala sesuatu berjalan baik, tampaknya.

Sawah-sawah penuh dengan bibit padi hijau.
Padat, teruatur, rapi.
Aku menikmati kesibukan menanam bibit itu satu per satu.
Penuh dengan harapan dan imajinasi akan bulir-bulir padi padat.
Lamat-lamat kupandangi bibit-bibit itu tiap kutancapkan di lumpur.


Bulan dua belas keempat, sehabis masa menanam, aku hampir-hampir terjebak dalam kubangan lumpur.

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.Matius 26:41

Aku sudah bisa merasakan dari awal bahwa angin, iklim, dan cuaca di awal musim bertanam ini bisa membuat aku berubah.
Alam tidak bisa diterka dan tidak pernah menjadi sahabat sejati bagi pengembara.

Terkejut ketika ku dapati aku menjadi sama seperti bebek-bebek.
Merepet sepanjang hari ketika daerah kekuasaannya terganggu.
Mengejar dan mengusir.
Hari lainnya aku berubah menjadi mandor tani.
Mengatur dan memerintah.

Ku layangkan pandanganku ke segala arah, mencari pegangan untuk menarik kaki-kakiku keluar dari lumpur. 
Dan samar-samar aku lihat...

Bulan dua belas keempat, aku bersyukur aku punya pohon tua dengan akar-akar tua bijaknya.

Janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu.  Roma 11:18

Pohon tua sekarang tak berbuah. Tak ada tanda-tanda kehidupan tersisa darinya.
Namun dia tidak mati, walau tidak ada sehelai daun pun yang tersisa.

Kesejukan berbalut lumpur tidak pernah bisa menandingi kesejukan semilir angin di bawah naungan pohon tua.

Sekali lagi aku bersandar padanya. Mengistirahatkan bahu yang letih dan kaki yang tak berdaya.
Menyusuri guratan-guratan akar, mencari kekuatan dan penghiburan.


Bulan dua belas keempat, aku menemukan bahwa aku terlalu naif untuk bergantung pada diri sendiri dan imaji fiktif demi yang lain.

Manusia tidak pernah puas akan apapun, dirinya sendiri atau orang lain.
Maaf saja, aku tidak bisa memenuhi hasratmu.
Maaf saja, aku tidak akan mau bersaing demi dirimu.
Maaf saja, aku bukan alatmu. 

Bulan dua belas keempat, aku belajar menghargai diri sendiri dengan lebih baik.

Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya.Ulangan 32:10

Hari-hari akan semakin jahat, pertolongan sejati tidak datang dari manapun selain dari DIA. 

31.12.12 | 3.1.13