Wednesday, September 28, 2011

Patung 3 Monyet Bijaksana


Hanya, tundukkan dirimu kepada Tuhanmu. Cukup!

Monyet biasa menjadi monyet bijak, ketika dia melakukan 3 hal.
Tutup mata.
Tutup mulut.
Tutup telinga.

Namun kamu adalah manusia, bukan monyet. Maka, kau tidak harus melakukannya.


Tak harus menutup telinga demi tidak mendengar kalimat-kalimat menyulut api dan menyanyat hati.

Tak harus menutup mata pura-pura buta demi tidak melihat kekurangan di sana-sini.

Tak harus menutup mulut demi menahan emosi atau tidak ambil pusing terhadap apa yang terjadi.


Toh Tuhanmu pernah melalui semuanya itu.


DIA tidak menutup telinga bagi teriakan-teriakan jiwa.

DIA tidak menutup mata bagi ketidakberesan dan dosa.

DIA tidak menutup mulut bagi yang terinjak dan kebenaran.


Yang membedakan hanya fokus objek. Apa yang esensi, apa yang kemasan.

Kalau kau masih terusik, terganggu, tersakiti, terluka, kecewa dengan hal-hal kemasan, lihatlah kayu silang itu.


Hanya orang-orang dangkal yang mencemaskan hal-hal dangkal pula. Karena baginya yang dangkal itu seperti laut dalamnya.

Apa yang penting bagimu?

*Ketiga monyet yang (katanya) bijaksana hanya duduk diam. menutup mata, menutup telinga, menutup mulut.
beda dengan Pohon dalam diamnya. daun berdesir ditiup bayu, melagukan hikmat dari mazmur.

18.09.11 | suatu pagi