Tuesday, December 21, 2010

Kepala Keras Kepala

Ya,aku memang keras kepala.
Karena aku keras kepala makanya aku menolak untuk menyerah, walau berdarah-darah sekalipun.

Walau angin ribut bergemuruh, bongkahan-bongkahan hujan es merobek kulit, suara petir membuat telinga berdenging, debu berputar membutakan mata, jalan-jalan menjadi licin, aku tetap akan menari dibawahnya.


Ya,aku memang keras kepala.
Dan aku bangga akan itu. Tanpa si keras kepala,aku pasti sudah akan lari ke penjuru-penjuru kotak kaca.
Menempatkan diri di salah satu sudutnya. Duduk manis menikmati kevakuman suara dan hiruk pikuk dunia.

Duduk meringkuk sambil menonton apa yang dilakukan orang-orang itu.


Ya,aku memang keras kepala.
Karena aku keras kepala makanya aku masih ada disini, bukan di kotak kaca.

Masih menulis, mencoba meninggalkan goretan-goretan jejak.


Aku menolak mengalah padanya.

Pada ketidakadilan. 
Pada sistem bobrok.
Pada sikap permisif dan apatis.
Pada sikap seenak jidat.
Pada sikap penguruh.
Pada sikap tidak tanggung jawab.
Pada penggampangan segala sesuatu.
Pada penfitnahan.
Pada pengambilan keputusan sepihak.
Pada pembodohan.
Pada pemerasan.
Pada para pencuri.

Dan di atas semuanya itu pada KEMUNAFIKAN.


Ya, aku memang keras kepala.
Kalau kepalaku tidak keras, aku tidak melindungi otak.
Tanpa otak sama saja aku mati, tak bisa lagi berfungsi.


Ya, aku memang keras kepala.
Dan aku terus begitu sampai selesai tugasku di sini. Dunia lengkap dengan 5 benua, 2 samudra dan segala kontradiksi di dalamnya.


Aku akan terus keras kepala
sampai pada akhirnya aku sampai di ujung penantian, karena hidup ini adalah cerita penantian