Tuesday, April 6, 2010

Pelajaran Hidup (se)Batang Pohon

I wait on God to bring to pass what he has promise me
and as I wait, I rest in faith for what I can not see

For in His way, He will provide
At just the perfect time
Everything that's good and right

For in His way, He will provide
To bless this life of mine

song by : Djohan E. Handojo



Butuh 5 cerita untuk bisa mengingatkanku kembali pada perjalanan awal dari aku dan otak.
Kami memulai perjalanan kami dengan suatu pengakuan. Tak bisa kami lihat apa yang ada di depan, tak bisa kami memantapkan langkah kami. Keraguan yang sama seperti yang dialami oleh ruby dan sepatucoklat. Teriakan putus asa setetes embun yang tidak bisa menghalau teriknya mentari yang menguapkan dirinya juga kami rasakan. Tak tahan kami dengan semuanya itu.

Badan kami mulai bereaksi. Banyak hal yang bisa kami tipu, kamuflase, manipulasi, tapi tidak badan kami. Cuma dia yang tidak dapat dibodohi dengan berbagai harapan palsu. Cuma dia yang tetap berteriak dengan lantang atas semua kejadian yang menimpa diri kami.

Yah, hanya dia yang tak bisa kami kuasai. Hanya dia yang membuat aku dan otak takluk pada kondisi. Dia juga yang membuat kami terkurung dalam rumah.

Aku dan otak harus mulai bisa memaksa badan untuk tetap bertahan atas semuanya itu. Roh memang penurut tapi daging itu lemah. Itulah aku dan otak. Kami tidak bisa berbuat terlalu banyak pada daging. Tapi kami menolak untuk menyerah hanya karna kelemahan daging.

Daging terlalu banyak menuntut pembuktian, penglihatan, perasaan, perabaan, sentuhan. Tak bisa dia duduk tenang menanti.

'Lihatlah pohon diluar rumah kita itu daging. Lihat. Lihatlah dia tanpa kenal lelah terus berdiri teguh disana. menjalankan tugasnya, bertumbuh, tak peduli musim berganti, tak ada lagi daun yang menutupi ketelanjangan dan keburukan kulitnya, ia tetap disana. Coba kau tebak, apa yang sedang dinantinya. Apa yang bisa dilihat olehnya. dia tidak bisa melihat terlalu jauh dari tempat dia berpijak. dia juga hanya bisa mendengar apa yang angin sampaikan padanya. Tapi seperti yang kau lihat. Dia tidak pernah sekalipun meragukan tugasnya. Apapun yang terjadi didepan dan sekitarnya tak pernah luput dari dia. Dari situlah dia belajar mendengar dari banyak suara dan banyak keheningan.' kata otak.

Aku dan otak belajar banyak dari pohon. tentang cara bertahan hidup, menjalani hidup, berbicara pada sora, mendengarkan "suara-suara", mengamati dan selalu ada buat hati-hati yang terpanah.

Pada akhirnya aku dan otak sadar. Pohon bukannya bodoh berdiri disana seorang diri tanpa beranjak. Dia tidak bodoh. Dia tidak HANYA berdiri.

Dia menanti. ya, dia menanti. Bukan menanti dengan duduk manis. Tidak sekali-kali tidak. Dia bekerja. Setiap sel dari dirinya bekerja, bernafas, bertumbuh.

Para pemanah sering menjadikannya tempat berlatih. Tak terhitung berapa banyak lubang yang ada. Tapi pohon tidak mati hanya karna panah itu. Hati yang terpanah, belajarlah dari pohon. Janganlah kau mati karna kehabisan darah. Kau tidak akan mati. Kau akan terus hidup selama kau belajar dari pohon. Berfungsilah. Pompalah darah lebih banyak supaya kau tidak kehabisan darah karna panah itu. Berfungsilah sebagaimana kau telah diciptakan. Hanya itulah satu-satunya cara. Hanya itulah tujuanmu hidup dan diciptakan.

teruslah HIDUP!!!!!